egocentric vice-versa, bring it into a closure

Masakazu Takeuchi
biography
Lahir di Osaka, Fukushima-ku, 29 April 1983. Berdomisili di Sapporo, Hokkaido. Pria muda dengan pembawaan tenang, senyum menawan, namun terkadang bisa menjadi ketus. Tipe disiplin dan tegas, teratur dan terjadwal dengan baik, hampir mendekati Perfeksionis. Sering memanyunkan bibirnya jika sedang berpikir. Penampilan selalu terlihat santai. Rambut coklat gelap ikal, mata agak sipit, pipi agak tirus. Hidung agak mancung. Kulit sawo matang, tidak terlalu putih. Agak kurus namun ideal untuk usianya. Saat ini posturnya adalah 172 cm/49 kg.
extra


Tongkat sihirnya adalah Birch 30 senti dengan inti helai rambut kepala Zashiki-warashi. Berharap Shikigami-nya nanti adalah macan kumbang. Menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua OSIS Ryokubita, dimana Ketua-nya adalah sahabat kentalnya, Bacchi.
archives & links


(Ryokubita Blog) (Bacchi)
(Mizuno)

character's credit

Face Claim untuk Masakazu Takeuchi adalah Tomohisa Yamashita. Karakter ini tidak ada dalam dunia nyata, hanya untuk kepentingan Role-Play di Forum RPG Ryokubita.
Night Patrol — Pt.1.1 @11:28 AM
Bukan berarti Kazu benci patroli malam. Camkan itu. Remaja ini hanya—belum terbiasa dengan bagaimana cara si kembar Fujisaki serta pegawai lainnya berpatroli di penginapan. Pada umumnya, tentu saja menggunakan lampion kertas—ataupun senter—tapi jika menginjak penginapan semacam Fujisaki Inn ini, jangan harap hal-hal normal seperti itu berlangsung. Apalagi dengan harapan bahwa Kazu tak akan berkeliaran mengelilingi penginapan setinggi dua lantai itu bersama seseorang—tentunya tidak, dia sendirian. Jika kalian ingin tahu, Kazu-lah satu-satunya pegawai yang menetap di kediaman si kembar Nao-Nao itu. Sendirian. Walau katanya ada pegawai magang yang lain juga—namun Kazu tak pernah melihat batang hidungnya. Katanya sih beda shift.

Hm, apa pedulinya? Lebih baik cepat melakukan tugasnya daripada malam semakin larut dan remaja berambut ikal coklat gelap itu tak bisa beristirahat dengan tenang di kamar—berakibat kesiangan lagi.

Menghela nafas panjang, Kazu menggeser pintu kertas yang membatasi kamarnya dengan ruang tamu kediaman si kembar (yang tengah gelap gulita, tentunya), memakai zouri* hitamnya ketika sampai di genkan**, kemudian keluar dari rumah yang menyatu dengan penginapan itu. Ia mengetukkan tongkat sihirnya ke arah pintu, terdengar bunyi ceklek darinya. Sihir Tingkat Satu : mengunci pintu, dan kau akan bisa menggunakan non-verbal jika sudah di Tingkat Tiga seperti Kazu. Mudah kan? Yeah, kedengarannya. Pada kenyataannya, berkali-kali Kazu harus berlatih di rumahnya dengan cara mengunci adik-adik kecilnya di kamar.

Terdengar kejam? Biasa saja.

Kazu sudah berada di dapur sekarang. Ia berjalan ke arah lobby, menyeberang ke sisi dalam lainnya pada bangunan Fujisaki dimana bagian penginapan berada. Tongkat sihir bergagang Birch 30 senti dengan inti helai rambut kepala Zashiki-warashi sudah tergenggam mantap di tangan kanannya. Dengan sekali lambaian dan rapalan kecil, bergumam, "Hikari-no, Hikari-zu. Sono hikari no, hyoujisa seru."

Mantap, ya, rapalan mantra ala Kazu?

Dua buah cahaya kecil mengambang di hadapannya setelah itu. Tidak tidak, bukan memancar dari tongkat seperti senter—MELAYANG, garis bawahi itu. Kurang lebih sama seperti bola api. Gelembung-gelembung kecil bercahaya tepatnya, layaknya bola-bola lampu yang bercahaya namun ukurannya hanya sebesar bola tenis. Dalam sekali mantra, memang hanya muncul dua saja. Dari jauh benar-benar terlihat seperti bola api berterbangan layaknya di kuburan. Kazu merinding—teringat uji keberanian musim panas lalu di akademi. Kitazawa sialan.

Yakin sudah siap untuk melaksanakan tugasnya, ia menyusuri lorong penginapan dengan dua gelembung cahaya melayang tepat 45 senti dari hadapannya. Cahayanya agak redup, bukti bahwa kekuatan kazu sedang cukup lemah saat ini. Ya sudah, biarkan saja! Lagipula hanya patroli malam singkat. Remaja itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan kirinya, merapikan kaus oblong putih dan training merah yang dikenakannya. Tanpa disadarinya, gelembung-gelembung itu meninggalkannya lebih dulu dan—

—oh, ya. Berharaplah tidak mengagetkan seseorang. Gelap gulita dengan lampu tidak ada yang menyala sama sekali—dan gelembung melayang—

—yeah, terserahlah. Kalau dari jauh terlihat seperti bola api, kan?

Labels: , , ,



Sunday, August 2, 2009
HIDEOUS TRUTH OF THE LOST

Post a Comment


honesty is the best policy
avatars (c)jonisjuan@LJ